RESUME
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PB PGRI
Pertemuan Ke-9
Senin, 6 Juni 2022
“Menulis Itu Mudah”
Bersama Prof. DR. Ngainun Naim
Membaca sebagai KEMAMPUAN, yakin semua bisa.
Tapi membaca sebagai KEBIASAAN, itu yang harus dibiasakan.
-Prof. DR. Ngainun Naim-
Menulis itu mudah
Benarkah? Terus terang sampai saat ini saya belum bisa menganggapnya demikian.. Bagaimana tidak, saya selalu membutuhkan ruang dan waktu yang luas untuk bisa menulis. Tidak bisa diganggu jika ide sedang lancar di kepala. Oleh sebab itu, anak-anak tidak terlalu senang melihat saya menulis, berlama-lama merenung-renung di depan laptop. Kalau terselang kegiatan lain sebentar saja, maka segalanya terbang melayang. Ah, barangkali saya tidak berbakat menulis.
“Pengalaman saya, membaca tidak perlu lama tetapi berulangkali. Sekali membaca cukup 10-15 menit. Buku ditutup lalu direnungkan.”
Wah, benar! Itu yang tidak pernah saya lakukan.
“Jika ada yang dirasa penting, dicatat walaupun hanya satu kalimat. Namanya dicatat itu bukan memindah isi buku tetapi menulis versi kita. Nah, kumpulan catatan itu kalau sudah terkumpul bisa menjadi modal untuk membuat resensi.”
Terima kasih Prof, pikiran saya mulai terbuka. Namun, apakah saya sanggup? Bagaimana caranya?
Apa saja prasyaratnya?
- Pertama, mentradisikan membaca
- Kedua, praktik menulis.
Mengapa harus segera?
- Ketiga, tahu apa yang ditulis.
- Keempat, Nikmati proses menulis.
- Kelima, menulis konsisten!
Catatan Bermakna
- Kasus Bu Nur Jannah hampir sama dengan saya, yaitu kapan bisa menuis jika dari pagi sampai sore bekerja (mengajar). Solusi dari Prof adalah usahakan barang setengah jam lebih pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Lakukan secara knsisten setiap hari setelah ibadah shalat. Saat itu terbaik untuk memulai aktivitas. Tubuh masih segar.
- Bagaimana supaya menulis itu menjadi habbit? Ternyata dalam teori, segala kebiasaan diawali dengan paksaan.
- Menulis adalah memanfaatkan waktu yang terus berjalan. Tidak harus selalu di laptop, mungkin bisa saja dengan tulis tangan untuk memudahkan.
- Menulis memberikan berkah. Bertambah kebaikan. Menambah persaudaraan. Jadi, dapat membuat bahagia dan bermakna.
Menulis sedikit demi sedikit itu jedanya tidak lama agar ada konsistensi ide dan gagasan.
“Jika menulis tidak menjadi prioritas, maka tidak akan pernah bisa menulis.”
-Prof. DR. Ngainun Naim-
Terima kasih untuk Prof DR. Ngainun Naim dan Dail Ma’ruf ats ilmunya malam ini. Semoga berkah untuk kita semua. Aamiin yra.
Maaf ya knp klw sy buka punyanya ibu susah sy bc terang sekali.
BalasHapusBegitu ya, Bu.. waduuuh perlu belajar lagi saya. Terima kasih masukannya, Bu...
HapusMakin memukau pak
BalasHapusAlhamdulillah.. saya Ibu, De..😊
HapusResumenya bagus
BalasHapusAlhamdulillah.. terima kasih motivasinya
HapusLanjuuut .... Siap cetak sebagai buku solo yang keren nih
BalasHapusBu There yang mengatakan ini, senang sekali... In syaa Allah
HapusTerbaik. Resume yg sangat baik. Bahasa yg sistematis serta isinya yg informatif. Jaga terus semangat menulis mg banyak karya bisa ditulis
BalasHapusTerima kasih Pak Dail.. alhamdulillah.. saya makin semangat, Pak🙏🏻
HapusMari kita tetap menulis,dibaca ataupun tida dibaca orang tak menjadi masalah karena sebaik-baik nya tulisan pasti ada yg tidak suka dan sejelek- jeleknya tulisan pasti ada yang suka. semangaaat
BalasHapusBetul sekali.. terima kasih atas masukannya🙏🏻
HapusLuar biasa mantap...
BalasHapusTerima kasih Bu Elmi🙏🏻🤗
HapusMantap resumenya bu Rahayu...
BalasHapusIn syaa Allah.. terima kasih..
BalasHapusTerima kasih Pak Rusda.. semoga kita bisa tetap konsisten menulis ya, Pak
BalasHapusTulisan resumenya cantik, secantik bunda venice
BalasHapusResumnya menarik dan sangat informatif
BalasHapuswah, penjabarannya keren
BalasHapusKeren 👍
BalasHapusMantap Bu, tetap semangat. Salam literasi 🙏
BalasHapusTetap semangat bu ..berlari sampai finish
BalasHapusKeren...tulisannya semangat untuk menulis. Salam sehat dan sukses
BalasHapus