Senin, 06 Juni 2022

Menulis Itu Mudah


RESUME

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PB PGRI

Pertemuan Ke-9

Senin, 6 Juni 2022


“Menulis Itu Mudah”

Bersama Prof. DR. Ngainun Naim

Membaca sebagai KEMAMPUAN, yakin semua bisa. 

Tapi membaca sebagai KEBIASAAN, itu yang harus dibiasakan.

-Prof. DR. Ngainun Naim-

Menulis itu mudah

Benarkah? Terus terang sampai saat ini saya belum bisa menganggapnya demikian.. Bagaimana tidak, saya selalu membutuhkan ruang dan waktu yang luas untuk bisa menulis. Tidak bisa diganggu jika ide sedang lancar di kepala. Oleh sebab itu, anak-anak tidak terlalu senang melihat saya menulis, berlama-lama merenung-renung di depan laptop. Kalau terselang kegiatan lain sebentar saja, maka segalanya terbang melayang. Ah, barangkali saya tidak berbakat menulis. 

“Pengalaman saya, membaca tidak perlu lama tetapi berulangkali. Sekali membaca cukup 10-15 menit. Buku ditutup lalu direnungkan.” 

Wah, benar! Itu yang tidak pernah saya lakukan.

“Jika ada yang dirasa penting, dicatat walaupun hanya satu kalimat. Namanya dicatat itu bukan memindah isi buku tetapi menulis versi kita. Nah, kumpulan catatan itu kalau sudah terkumpul bisa menjadi modal untuk membuat resensi.”

Terima kasih Prof, pikiran saya mulai terbuka. Namun, apakah saya sanggup? Bagaimana caranya?

Apa saja prasyaratnya?

  • Pertama, mentradisikan membaca
Membaca adalah syarat menulis. Mustahil bisa menulis konsisten tanpa membaca.
  • Kedua, praktik menulis.
Menulis itu DUNIA PRAKTIK. Jika ingin jadi penulis maka harus menulis. Jadi, setelah kegiatan biasakan untuk segera menulis. 

Mengapa harus segera?
Dalam menulis ada MOMENTUM. Segera menulis berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama semakin hilang. Hilangan pikiran-pikiran tulisan kita kurang bagus. Malah, jika waktu  kita sedang padat, maka boleh nulis, break, nulis, break (seperti pengalaman narasumber ketika sedang dalam perjalanan). “Tulis saja walau hanya satu kalimat.”
  • Ketiga, tahu apa yang ditulis.
Menulis perjalanan harian, pengalaman, itu mudah karena kita mengalaminya sendiri. 
  • Keempat, Nikmati proses menulis.
Apa pun kalau dinikmati, akan mudah. Jika tidak, maka akan menjadi berat.
  • Kelima, menulis konsisten!
Nulis itu tidak harus sekali jadi, bisa dicicil. Sedikit tetapi konsisten. Namun jika dicicil, terkadang kurang nyambung jika kemudian meneruskan lagi. Untuk itu, diperlukan pengeditan dan perbaikan. Begitu tahapan untuk menulis bermakna.

Catatan Bermakna

  1. Kasus Bu Nur Jannah hampir sama dengan saya, yaitu kapan bisa menuis jika dari pagi sampai sore bekerja (mengajar). Solusi dari Prof adalah usahakan barang setengah jam lebih pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Lakukan secara knsisten setiap hari setelah ibadah shalat. Saat itu terbaik untuk memulai aktivitas. Tubuh masih segar.
  2. Bagaimana supaya menulis itu menjadi habbit? Ternyata dalam teori, segala kebiasaan diawali dengan paksaan. 
  3. Menulis adalah memanfaatkan waktu yang terus berjalan. Tidak harus selalu di laptop, mungkin bisa saja dengan tulis tangan untuk memudahkan.
  4. Menulis memberikan berkah. Bertambah kebaikan. Menambah persaudaraan. Jadi, dapat membuat bahagia dan bermakna.

Menulis sedikit demi sedikit itu jedanya tidak lama agar ada konsistensi ide dan gagasan. 

“Jika menulis tidak menjadi prioritas, maka tidak akan pernah bisa menulis.”

-Prof. DR. Ngainun Naim-

Terima kasih untuk Prof DR. Ngainun Naim dan Dail Ma’ruf ats ilmunya malam ini. Semoga berkah untuk kita semua. Aamiin yra.


24 komentar:

  1. Maaf ya knp klw sy buka punyanya ibu susah sy bc terang sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu ya, Bu.. waduuuh perlu belajar lagi saya. Terima kasih masukannya, Bu...

      Hapus
  2. Lanjuuut .... Siap cetak sebagai buku solo yang keren nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu There yang mengatakan ini, senang sekali... In syaa Allah

      Hapus
  3. Terbaik. Resume yg sangat baik. Bahasa yg sistematis serta isinya yg informatif. Jaga terus semangat menulis mg banyak karya bisa ditulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pak Dail.. alhamdulillah.. saya makin semangat, Pak🙏🏻

      Hapus
  4. Mari kita tetap menulis,dibaca ataupun tida dibaca orang tak menjadi masalah karena sebaik-baik nya tulisan pasti ada yg tidak suka dan sejelek- jeleknya tulisan pasti ada yang suka. semangaaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali.. terima kasih atas masukannya🙏🏻

      Hapus
  5. Terima kasih Pak Rusda.. semoga kita bisa tetap konsisten menulis ya, Pak

    BalasHapus
  6. Tulisan resumenya cantik, secantik bunda venice

    BalasHapus
  7. Resumnya menarik dan sangat informatif

    BalasHapus
  8. Mantap Bu, tetap semangat. Salam literasi 🙏

    BalasHapus
  9. Tetap semangat bu ..berlari sampai finish

    BalasHapus
  10. Keren...tulisannya semangat untuk menulis. Salam sehat dan sukses

    BalasHapus

Kidung Cinta 31

 Cinta Kedua Oleh:  Venice Rahayu https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220216092135-37-315720/kacau-penduduk-20-negara-ini-kecanduan-smartph...