Cinta Kedua
Oleh: Venice Rahayu
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220216092135-37-315720/kacau-penduduk-20-negara-ini-kecanduan-smartphone-ada-ri
Terlalu malas untuk berambisi. Jatuh tak mau, berjuang pun tak mampu. Terjebak dalam imajinasi. Nyaman dalam zona yang terlihat aman, namun menyembunyikan bahaya yang senantiasa mengintai. Imajinasiku takkan habis walau dimusnahkan, karena sesuatu yang masuk akal datang dari imajinasi yang terpaut dalam pikiran.
Dengarlah. Aku, gadis biasa yang imajinatif. Kerap berhalusinasi bersama pemikiran. Setidaknya, fantasiku menguatkan yang rapuh, alihkan lara menjadi tawa, wujudkan mimpi dan satukan raga. Semua dimulai ketika aku mulai tergila-gila dengan gawai. Ya, itu kau. Yang selalu ada bersamaku kini. Yang kian hari kian kucintai. Mungkin kau takkan percaya. Ini adalah cinta keduaku, karena cinta pertamaku adalah buku.
Sang Milenial yang kini sedang bernapas, bermalas-malasan tak karuan mencari ilham dalam gawai. Cinta yang kini kian tumbuh membuatku semakin tidak normal saja. Makan, malas. Mandi, malas. Disuruh tidur, susah. Disuruh bangun, susah. Fantasiku menyatu denganmu.
Sering aku berusaha hidup dalam nyata. Namun, sekelilingku seolah tanpa nyawa. Untuk apa kau hidup dalam dunia yang nyatanya mati. Kelas sepi dari pertanyaan saat guru mengajar. Jam istirahat pun senyap. Tak ada canda tawa beriringan menuju kantin, karena kini kantin pun tak lagi punya ruh. Kamu makin menjadi candu yang nampak syahdu namun menusuk.
Sekelebat cahaya menerawang jendela di sampingku terduduk. Disusul geledek yang mengerang bersama hujan yang kini mulai menderu. Lara hati sang mentari akhirnya melebur. Bersatu dengan semangat angin yang meluapkan emosi menjadi badai yang mengerikan. Ragaku kembali terombang-ambing, terbawa suasana. Kegetiran dan kegelisahan tampak nyata.
Aku merogohmu dengan tangan gemetar. Menyembunyikan takut yang kaurasakan dengan bercengkrama bersamamu. Ingin meninggalkanmu, tapi engkau sangat berarti. Engkau paling tahu siapa aku. Engkau paling tahu apa yang kumau. Karenamu semua temanku tak butuh teman. Aku pun begitu saja agar semuanya nampak baik-baik saja.
Aku tahu kau punya arti. Mengubah fantasi menjadi bukti. Suatu saat, aku akan memecahkan sihirmu.
TAMAT
Bogor, 10 Juli 2022
Tantangan Menulis Om Jay Hari Ke-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar