Senin, 13 Juni 2022

Kidung Cinta 4

 Ada Apa dengan Abil

Oleh:  Venice Rahayu


https://bisamandiri.com/blog/2015/10/karakteristik-anak-tuna-rungu/


    Dengan riang Abil memecahkan balon satu per satu. Sebagian diinjaknya. Anak-anak yang lain berteriak sambil menutup telinga. Abil bertambah senang. Prosesi ulang tahun Abil baru saja selesai. Dan, dilanjutkan acara bebas. Sebagian anak sedang disuapi ibunya menikmati hidangan yang ada. Sebagian lagi bermain masak-masakan, ada kuda-kudaan, tembak-tembakan, lego, rumah-rumahan, dan masih banyak lagi. Sementara ibu-ibu mereka duduk-duduk sambil bercengkrama ngobrol ngalor ngidul. Suasana bertambah semarak dengan lantunan lagu-lagu riang ulang tahun yang dibawakan oleh para kerabat. 

     “Duaaaar”. kembali Abil bertepuk tangan dengan puasnya demi balon yang ditusuknya meletus. Tawanya menggema memenuhi seluruh ruangan. Satu lagi balon berhasil diletuskannya. Dia kembali tertawa lepas. Namun, aku mulai merasakan kengerian itu. Aku mulai merasakan sesuatu yang ganjil yang diam-diam merambati seluruh relung hatiku. Makin lama makin menyesakkan dada. Sekali lagi kusaksikan jika mata Abil tak berkedip kaget saat balon-balon itu diletuskannya.  Aku mulai gelisah. Ada apa dengan Abil?

    Saat semua orang sedang lengah, aku meraih tubuh Abil yang mungil. Dia merangkulku dengan hangat. Kucolek dan kucium pipinya. Lalu kubiarkan dia berjalan menjauhiku. Langkah-langkah kecilnya menggetarkan perasannku. Dengan deburan jantung yang kian   meronta, kupanggil namanya pelan, “Abil!” Dia tak menoleh. Terus berjalan. Kuikuti. “Abil.” Seruku lagi lebih keras dari sebelumnya. Kuikuti dan terus kutatap punggungnya. Sekali lagi kupanggil keras, “Abil!” Ya Allah, yang kutakutkan dalam hati semoga tidak menjadi kenyataan.

    Setelah kejadian itu, aku selalu mencoba menarik perhatian Abil. Pernah aku menjatuhkan botol minuman di belakan dia. Cukup keras menurutku. Namun Abil tak merespon. Tenang saja. Kecurigaanku mulai menebal. Di usianya yang sudah dua tahun, Abil belum mampu mengeluarkan kata-kata. Yang keluar dari mulutnya hanya bunyi, “Aaaaaaaa”.

    Sayang, aku harus kembali ke Bogor sebelum memeriksakan Abil ke dokter. Liburanku berakhir. Pulang kampung berikutnya paling cepat enam bulan kemudian. Maka, dengan segala kehati-hatian kusampaikan kekhawatiranku tentang Abil kepada adikku, ibunya Abil. Kupilih kata-kata terbaik agar tidak menyinggung perasaannya.. Awalnya, adikku mengganggap ini adalah  hal yang wajar mengingat ayahnya dulu juga mengalami keterlambatan berbicara. Namun, kali ini dia mulai  memikirkannya.

     “Abil tuli!” kidung lara menyapa gawaiku pagi itu.



Bogor, 13 Jani 2022

Tantangan Menulis Hari Ke-4


2 komentar:

  1. Ya Allah bu itu keponakan ibu yah. ikut sedih bu semoga harapan ibunya benar. hanya keterlambatan saja

    BalasHapus
  2. Betul, Pak Asep. Aamiin yra.. Nuhun Pak Asep, sudah berkunjung,🙏🏻

    BalasHapus

Kidung Cinta 31

 Cinta Kedua Oleh:  Venice Rahayu https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220216092135-37-315720/kacau-penduduk-20-negara-ini-kecanduan-smartph...