RESUME
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PB PGRI
Pertemuan Ke-14
Jumat, 17 Juni 2022
“Konsep Buku Nonfiksi”
Oleh: Musiin, M.Pd.
Menulislah setiap hari, buktikan apa yang terjadi
-Om Jay
Narasumber kita kali ini adalah Bu Musiin, M.Pd. Beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Bu Musiin bersembilan dengan rekannya telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof. Eko dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya Bu Musiin berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi. Luar biasa.
Buku-buku Mu Musiin dan rekan-rekan di Gramedia
Berhasil menulis berarti telah berhasil mengalahkan KETAKUTAN dari diri sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi diri untuk menulis.
Biasanya, pemula akan mengalami ketakutan-ketakutan sebagai berikut.
- Takut tidak ada yang membaca.
- Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
- Merasa karya orang lain lebih bagus.
Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide dan gagasan. Oleh sebab itu, menulislah sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Demikian paparan Prof. Eko pada pertemuan yang telah lalu.
Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Kita semua memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.
Biasanya, beberapa faktor yang menjadi penghambat menulis antara lain:
- Hambatan waktu
- Hambatan kreativitas
- Hambatan teknis
- Hambatan tujuan
- Hambatan psikologis
Perhatikan poynter berikut ini.
Adakah sebuah buku di dalam diri kita?
Kapankah buku yang luar biasa itu akan lahir?
Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.
Di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku.
Semua adalah guru dan semua adalah murid.
Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita.
Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS. Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.
Kutipan terkenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer semoga menjadi penguat mengapa saya dan Bapak Ibu ingin menjadi penulis.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama tidak menulis, ia akan hilang di masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)
“Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.”
(Imam Al-Ghazali)
Apakah kutipan tersebut masih berlaku di era digital saat ini? Jawabannya YES. Caption di ig, status di wa, tulisan di fb maupun konten di you tube membutuhkan keterampilan menulis.
Apa definisi buku nonfiksi?
Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.
Bagaimana ciri-cirinya?
- Bahasa yang digunakan formal dan baku.
- Isi berkaitan dengan fakta.
- Tulisan bersifat ilmiah populer
- Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada.
Apa sajakah jenis-jenis buku nonfiksi?
- Buku Catatan Pelajaran
- Buku Teks
- Buku Pelajaran
- Buku Motivasi
- Buku Filsafat
- Buku Sains Populer
- Kamus
- Ensiklopedia
- Biografi
- Memoar
Bagaimana pola penulisan buku nonfiksi?
- Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) Contoh: Buku Pelajaran
- Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.Contoh: Buku Panduan
- Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Bagaimana langkah-langkah penulisannya?
- Pratulis
- Menulis Draf
- Merevisi Draf
- Menyunting Naskah
- Menerbitkan
Langkah Pertama: Pratulis
- Menentukan tema
- Menemukan ide
- Merencanakan jenis tulisan
- Mengumpulkan bahan tulisan
- Bertukar pikiran
- Menyusun daftar
- Meriset
- Membuat Mind Mapping.
- Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya:
- Pengalaman pribadi
- Pengalaman orang lain
- Berita di media massa
- Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
- Imajinasi
- Mengamati lingkungan
- Perenungan
- Membaca buku
- Survey
- Wawancara
Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
- Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
- Penemuan yang telah didapatkan.
- Pemikiran yang telah direnungkan
Dalam menulis kita bisa bertukar pikiran dengan ahlinya. Dengan demikian, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis
Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.
- Halaman Judul
- Halaman Persembahan (OPSIONAL)
- Halaman Daftar Isi
- Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
- Halaman Prakata
- Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
- Bagian /Bab
- Halaman Lampiran (OPSIONAL)
- Halaman Glosarium
- Halaman Daftar Pustaka
- Halaman Indeks
- Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua: Menulis Draf
- Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
- Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga: Merevisi Draf
- Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
- Memeriksa gambaran besar dari naskah.
Langkah keempat: Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
- Ejaan
- Tata bahasa
- Diksi
- Data dan fakta
- Legalitas dan norma
Langkah kelima: Penertitan buku
Tambahan
- Beda antara istilah faktual dan aktual. Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.
- Sesuatu yang berdasarkan fakta bisa bersifat kekinian, sedangkan berita kekinian belum tentu itu berdasarkan fakta, misalnya hoax yang berkembang di masyarakat.
- Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata. Dan buku ini bagi saya sangat istimewa karena mengabadikan peristiwa dalam kehidupan seseorang.
- Ada kutipan menarik bahwa memoar dapat menjadi obat berdamai dengan masa lalu.
- Nonfiksi ada dua jenis. Nonfiksi murni ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai daya pendukung yang jelas. Nonfiksi kreatif berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan oleh penulis
- Contoh tulisan nonfiksi kreatif adalah biografi. Tulisan ini berdasarkan sumber otentik, namun agar menarik tulisan tersebut dikembangkan oleh penulis.
- Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita
- Esai yang kita kirimkan jika kita mengikuti lomba, filter pertama pasti plagiarisme checker Untuk itu kita harus pandai mengolah kata dari ide yang kita ambil. Jika kita hanya copy paste tanpa mencantumkan sumber, tentu dianggap sebagai plagiat.
Alhamdulillah, selesai sudah pelatihan kita malam iini. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Terima kasih kepada Om Jay, Bu Musiiin, Bu Lely Susanti, dan saudara-saudaraku sekalian atas pengabdiannya kepada kami pembelajar menulis. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua. Aamiin yra.
Selamat beristirahat.
Lengkap resumenya, ayo bu Veen menuju buku solo. Semangaat๐ช๐ช
BalasHapusBismillah ya, Burin .๐ค
HapusLancar dan enak waktu membaca resumanya
BalasHapusTerim kasih, Bun๐ค
HapusResumenya mantap, semangat Bu ๐๐
BalasHapusTerima kasih.. tetap semangat tentunya๐๐ป
HapusMantap resumenya bu, lengkap, rapi dan cantik tampilannya... ๐๐๐
BalasHapusTerima kasih supportny๐๐ป๐๐ป
BalasHapus