Jumat, 10 Juni 2022

Kidung Cinta 2

 Yang Teristimewa

Oleh:  Venice Rahayu

Gawaiku berbunyi. Kulihat sekilas… ah, nomor asing. Aku paling malas mengangkatnya. Kalau memang perlu, setidaknya dia bisa kirim pesan terlebih dahulu. Memperkenalkan dirinya, dan bisa minta persetujuanku terlebih dahulu jika mau menelpon.  Ya, setidaknya itulah yang biasa kulakukan kepada orang yang tdak biasa bersinggungan dengan kita setiap harinya. 

Kuperiksa barangkali ada pesan yang masuk. Tak ada. Maka, kubiarkan saja ponselku berbunyi berkali-kali tanpa aku niat menerimanya. Banyak penipuan. Dan aku pernah hampir kena.

Menjelang sore, kembali ponselku berdering.  Masih nomor yang sama.  “Ngeyel banget.” Aku setengah menggerutu. Kulihat suamiku sedang menemani anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah mereka.

“Angkat saja, Bu. Barangkali penting.” suamiku berteriak sambil melongokkan kepalanya ke dalam kamar. Aku mengangguk dan melambaikan tangan memberi isyarat agar suamiku mendekat.

Setengah malas, tapi juga penasaran, akhirnya aku mengangkatnya juga.

“Assalamualaikum.” sapa sebuah suara. Sontak aku terkejut. Warna suaranya mengingakanku pada seseorang di masa lalu. Puluhan tahun yang lancung tertinggal di belakang. Kamukah itu? Jantungku mulai berdegup kencang. Suamiku terlihat khawatir. Kuraih dan kugenggam tangannya. Masih dalam ketidakmengertian, akhirnya suamiku duduk di sebelahku dan menemaniku menerima telepon dari seseorang. Aku merasakan kalau genggaman suamiku tambah menghangat; ataukah tanganku yang makin mendingin. Entahlah.

Percakapan yang sangat tersendat dan penuh kekakuan di sana-sini. Lima  menit yang melelahkan. Suamiku mencari jawaban dalam mataku. Aku menunduk. Tanganku yang berada dalam genggamannya mulai bergetar. Sungguh, situasi yang sangat menyebalkan.

“Diakah?” tanya suamiku seakan merasakan apa yang sedang bergejolak di dalam batinku. Dipereratnya genggamannya. Aku menemukan kedamaian di sana. Berangsur aku mulai tenang.

Degup di jantungku perlahan melemah. Perlahan pula kulepaskan tanganku dari genggamannya. Kuberanikan diri untuk menatap matanya, mencari-cari sesuatu di dalam manik matanya: apakah dia marah, apakah dia kecewa? Kulihat suamiku malah tersenyum melihat tingkahku. “Semua orang punya masa lalu. Yang terpenting, kamu tahu batasan.” ujarnya lembut. “Aku mempercayaimu, Bu.” lanjutnya. Dan serta-merta bahuku mulai terguncang.

Sulit memang melupakan cinta pertamaku. Cinta yang kurajut dengan penuh harap. Penuh kekuatan untuk saling mendukung cita-cita di masa depan. Riak gelombangnya begitu lembut. Kami arungi bersama tanpa sedikit pun oleng oleh terjangangan ombak. Kami berjuang bersama untuk bisa segera sampai di tujuan. Sampai pada suatu hari, badai itu datang. Mengamuk memporakporandakan perahu yang sedang melaju tenang. Semuanya hancur tak bersisa. Semuanya berantakan.

“Apa pun yang ada padamu kini, tak terlepas dari tempaan di masa lalu. Aku mendapatkanmu yang kini sudah menjadi yang terbaik bagiku. Bukankah aku harus bersyukur?” suamiku memberikanku semangat dan pengertian yang luar biasa. Aku tak akan pernah melepaskannya. 



Bogor, 11 Juni 2022
Tantangan Menulis Hari Kedua

15 komentar:

  1. Serasa ikut dlm cerita, ikut deg deg an, waw bagus bu ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenangan buat suami tercinta... Pengertian banget.

      Hapus
  2. Wah mantap kali ceritanya Bun. Jadi teringat masa lalu pula saya. Hehe

    BalasHapus
  3. Berasa baca novel dari ahli nya. Keren bgt kak.. Ikut dag dig dug pas masa lalu menelpon. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. sensasinya luaaaar biasa,😀 seneng tapi takut dosa.. jadinya kesel sendiri🤭

      Hapus
  4. Ketemu penulis fiksi ahli nih

    BalasHapus
  5. Wow ... ikut merasakan hangatnya genggaman tangan, he ... he ... Keren.

    BalasHapus
  6. Yang punya tangan sudah tidak ada, Bu..

    BalasHapus
  7. Cinta pertama selalu indah, namun cinta suamiku yang teristimewa💗

    BalasHapus
  8. masya Allah romantis sekali bu, sangat membekas kenangan itu yah bu

    BalasHapus

Kidung Cinta 31

 Cinta Kedua Oleh:  Venice Rahayu https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220216092135-37-315720/kacau-penduduk-20-negara-ini-kecanduan-smartph...