Jumat, 08 Juli 2022

Kidung Cinta 29

 Rinduku di Tirai Masa

Oleh:  Venice Rahayu

https://www.catataninspira.com/2020/08/lelaki-di-seberang-jalan.html


    Cuaca dingin dan hujan pada suatu hari di bulan Juni ketika bus yang membawaku ke Bogor harus istirahat di tempat pengisian bahan bakar. Kumanfaatkan kesempatan ini untuk keluar dan menuju kamar kecil. 

    Saat kembali ke dalam bus, anak-anakku masih tertidur pulas. Kusandarkan punggungku yang mulai pegal dan kuselonjorkan kakiku. Dengan cepat kuraih kembali ponsel dari dalam tasku. Namun lagi-lagi aku harus kecewa. Sudah sejak pagi aku mencoba menghubunginya, namun tetap saja panggilanku tak mendapat jawaban. Sungguh tidak biasa!

***

    Suamiku sudah tiga hari pelatihan di Lembang, Bandung. Sementara, waktu itu kami sedang menikmati liburan awal Ramadhan bersama orang tua dan keluarga di kampung halaman. Baru sehari di sana ketika surat tugas itu datang. Aku sedikit keberatan mengingat liburan ini adalah momen paling dinanti. Orang tuaku belum puas melepas rindu.

    “Bapak perlu ilmunya, Bu.  Ini bagus.”  katanya waktu itu.  Kalau sudah begini, aku mau bilang apa. Suamiku sangat bersemangat untuk mengikuti pelatihannya.

    Saat aku terbangun untuk menunaikan ibadah sahur, aku melihatnya sudah rapi, sedang menyisir rambutnya yang kelimis.  Bau harum sabun mandi semerbak dari tubuhnya.

    Bergegas aku bangkit dari tempat tidur. 

    “Bapak sudah siap? kataku sambil membetulkan sanggulan rambutku yang sedikit berantakan. Seketika mataku tertuju pada sandal baru yang kusiapkan untuk dipakai pada saat Lebaran nanti. “Sandalnya pakai yang baru saja, Pak.” lanjutku sambil menyodorkan sandal barunya.

    “Buat nanti saja Lebaran.” tampiknya sambil menyimpan kembali sandalnya ke tempat semula. Ah, laki-laki selalu begitu. Belum ganti jika belum rusak betul.. 

    “Hati-hati, Pak. Kalau sudah sampai beri kabar, ya!”  kataku saat memberi salam.

    “Nanti Bapak telpon!” katanya. Aku mengangguk. Mobil pun melaju di jalanan licin setelah semalaman diguyur hujan deras. Bergegas aku masuk kembali ke dalam rumah. Hari masih gelap.

***

Adzan magrib berkumandang. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan. Kalau bukan karena ada rapat besok, sebenarnya aku masih ingin menikmati liburanku di kampung. Waktu liburan masih tersisa. Akhirnya, kuputuskan untuk pulang bersama anak-anak menggunakan kendaraan umum. “Hati-hati ya. Nanti Bapak telpon.” demikian ucapnya saat aku meminta izin.

    Handphone-ku tiba-tiba berdering. Aku hanya meliriknya sekilas. Aku tak berniat mengangkatnya. Lagi pula aku masih belum menyelesaikan makanku. Di samping itu, aku juga masih kesal sebab seharian ini suamiku tak menelponku sesuai janjinya. Kutelpon berkali-kali pun tak diangkatnya. Sesibuk itukah? Padahal aku ingin bercerita tentang banyak hal tentang aku dan anak-anak di sepanjang perjalanan. 

    Kembali nada panggilan berdering panjang. Dengan terpaksa kuangkat juga. Namun, apa yang kudengar bukanlah sesuatu yang siap kudengar. Semuanya sudah berakhir. Kisah perjalanan itu pada akhirnya tak pernah sampai. 

TAMAT


Bogor, 8 Juli 2022

Tantangan Menulis Om Jay Ke-29


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kidung Cinta 31

 Cinta Kedua Oleh:  Venice Rahayu https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220216092135-37-315720/kacau-penduduk-20-negara-ini-kecanduan-smartph...